CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Senin, 18 Januari 2010

harry Potter and The Goblet of Fire

Wah! Aku udah berecerita panjang lebar tentang Behind the Scene Harry Potter! Padahal, mungkin masih banyak yang belum mengetahui jalan ceritanya! Makanya khusus buat kalian smua! Before en After! Spesial Thanks To Detikhot! Makacih banyak! Dan smua media yang sudah membantu!

Pada tahun keempatnya di Hogwarts, Harry Potter terancam mati saat mengikuti Turnamen Triwizard. Karena banyak mengakibatkan kematian pesertanya, Triwizard sempat vakum selama 100 tahun. Bagaimana nasib Harry?

Sutradara Mike Newell mencoba mengulang sukses tiga film Harry Potter sebelumnya. Untuk melakukannya ia bekerja sangat keras. Newell sempat hampir diganti karena melawan keinginan pihak Warner Bros yang ingin membuat seri keempat Harry Potter menjadi dua seri. Sutradara kelahiran Inggris itu yakin ia bisa mengadaptasi buku karangan J.K Rowling setebal 734 halaman itu hanya dengan satu seri film.

Warner Broos akhirnya menyetujui ide Newell setelah diyakinkan sutradara Harry Potter sebelumnya (Harry Potter and the Prisoner of Azkaban) Alfonso Cuaron. Banyak sekali hal yang dipangkas Newell dari buku yang laris jutaan kopi itu. Salah satu yang akan dirindukan para potter mania adalah keberadaan keluarga Dursley.

Jika dalam tiga film sebelumnya, film selalu dibuka dengan keberadaan Harry di rumah keluarga Dursley, kali ini Newell membawa Harry langsung ke rumah sahabatnya, Ron Weasley. Harry menginap di rumah Ron untuk menonton pertandingan final piala dunia Quiditch.

Final piala dunia Quiditch antara Bulgaria dan Irlandia berlangsung dengan meriah. Sayang kemeriahan pertandingan tersebut ternodai dengan kemunculan tanda kegelapan. Seluruh penyihir langsung ketakutan begitu melihat tanda bangkitnya Lord Voldermort itu.

Kecemasan akan bangkitnya Lord Voldermort terbawa hingga saat para siswa kembali ke asrama Hogwarts. Terlebih-lebih Harry yang sering dihantui mimpi buruk. Dalam mimpinya terlihat dua orang asing tengah berbicara dengan seseorang di balik kursi. Orang tersebut menginginkan kematian Harry.

Harry semakin cemas ketika seseorang mendaftarkannya sebagai peserta turnamen Triwizard. Harry sebenarnya tak layak ikut turnamen tersebut karena usianya belum 17 tahun. Seseorang yang memiliki sihir sangat sakti berhasil melewati lingkaran batas usia sehingga bisa memasukkan namanya ke dalam piala api.

Selain Harry ada tiga nama lain yang terdaftar sebagai peserta Triwizard. Mereka adalah Cedric Diggory mewakili Hogwarts bersama Harry, Viktor Krum wakil asrama Durmstrang dan Fleur Delacour asal asrama Beauxbatons.

Dalam tahun keempatnya di Hogwarts, selain sibuk mengikuti Triwizard Harry juga mulai menunjukkan jati dirinya sebagai remaja. Ia jatuh cinta pada lawan jenisnya. Harry naksir Cho Chang, siswi bewajah oriental.

Mampukah Harry menaklukan hati Cho Chang? Bagaimana nasibnya dalam turnamen Triwizard? Silakan saksikan lanjutan kisahnya dalam Harry Potter and The Goblet of Fire yang berdurasi 157 menit. Meski berdurasi lebih dari dua setengah jam, anda tak akan merasa bosan menontonnya. Film Harry Potter gitu lho!

PIPA : ISOLASI



1. Pendahuluan

Tujuan utama isolasi pipa adalah untuk mempertahankan panas. Temperatur fluida di dalam pipa perlu dijaga agar lebih tinggi daripada ambien dengan alasan sebagai berikut :

· mencegah pembentukan hidrat gas

· mencegah pembentukan wax atau aspal

· memelihara sifat aliran fluida

· meningkatkan cool-down time setelah shut down

· memenuhi kebutuhan operasional lainnya

Pada pipa liquefied gas, seperti LNG, isolasi diperlukan untuk menjaga agar temperatur fluida tetap dingin sehingga tetap berada dalam bentuk cair.


2. Isolator

Polypropylene, polyethylene, dan polyurethane merupakan tiga material dasar yang digunakan secara luas untuk isolasi pipa. Konduktivitas termalnya disajikan pada tabel berikut.

Material

Konduktivitas Termal

(BTU/hr-ft-oF)

W/m-K

Polypropylene

0,13

0,22

Polyethylene

0,20

0,35

Polyurethane

0,07

0,12

Ketiga material dasar ini digunakan dalam bentuk yang berbeda-beda sehingga menghasilkan konduktivitas termal keseluruhan yang berbeda pula. 3-layer polypropylene memiliki konduktivitas termal 0,13 BTU/hr-ft-oF, sementara 4-layer polypropylene 0,10 BTU/hr-ft-oF. Polypropylene padatan memiliki konduktivitas termal yang lebih tinggi dibandingkan polypropylene foam. Polymer syntactic polyurethane memiliki konduktivitas termal 0,07 BTU/hr-ft-oF, sedangkan glass syntactic polyurethane 0,09 BTU/hr-ft-oF.




Karena konduktivitas termalnya rendah, polyurethane foam banyak digunakan untuk isolasi pipa bawah laut. Sifat fisika polyurethane foam mencakup densitas, konduktivitas termal, compressive strength, closed cell content, leachable halides, flammability, tensile strength, tensile modulus, dan water absorption.


3. Pipe-in-Pipe Insulation

Dalam kondisi tertentu, sistem isolasi pipe-in-pipe lebih dipilih dibandingkan sistem single-pipe konvensional. Isolasi pipe-in-pipe diperlukan untuk memproduksi fluida dari reservoir bertekanan tinggi/bertemperatur tinggi (di atas 150oC) di laut dalam. Anulus di antara pipa dapat diisi dengan material isolasi yang tipenya berbeda-beda, seperti foam, serbuk, gel, dan gas inert atau vacuum.


4. Kebutuhan Isolasi

Kebutuhan isolasi pipa bervariasi untuk tiap field. Analisis flow assurance memberi arahan untuk penentuan kebutuhan minimum isolasi pipa di suatu field. Analisis mencakup :

· Flash analysis untuk menentukan temperatur pembentukan hidrat pada tekanan operasi.

· Global thermal hydraulics analysis untuk menentukan koefisien perpindahan panas pada setiap lokasi perpipaan.

· Local heat transfer analysis untuk menentukan tipe dan ketebalan isolasi yang digunakan pada suatu lokasi.

· Local transient heat transfer analysis di lokasi khusus untuk menentukan kurva cool down dan waktu untuk mencapai temperatur kritis yang diperbolehkan di setiap lokasi.


Isolasi Kering

Ada dua jenis isolasi pipa, yaitu isolasi kering dan isolasi basah. Isolasi kering memerlukan penghalang (barrier) luar untuk mencegah water ingress (pipe-in-pipe). Tipe yang umum adalah :

. Closed cell polyurethane foam (CCPUF)

. Open cell polyurethane foam (OCPUF)

. Poly-isocyanurate foam (PIF)

. Extruded Polystyrene

. Fiberglass

. Mineral Wool

. Vacuum Insulation Panels (VIP)


Isolasi Basah

Isolasi basah tidak memerlukan penghalang (barrier) luar untuk mencegah water ingress, atau keberadaan water ingress diabaikan karena tidak menurunkan sifat isolator. Tipe yang umum adalah :

. Polyurethane

. Polypropylene

. Syntactic Polyurethane

. Syntactic Polypropylene

. Multi-layered

. dan lain-lain


Sumber : Offshore Pipelines, Boyun Guo, Shanhong Song, Jacob Chacko, Ali Ghalambor, Gulf Professional Publishing, Oxford, 2005

Minggu, 17 Januari 2010

Coal Bed Methane jawaban kebutuhan energi

Jumlah cadangan energi fosil yang kian menyusut, memaksa manusia terus-terusan mencari kemungkinan energi lain. Beberapa pasokan energi alternatif kemudian ditemukan dan coba dikembangkan. Nama-nama seperti biodiesel, biofuel, biogaz, sepertinya kini tak asing ditelinga. Namun bagaimana dengan Coal Bed Methane (CBM) atau gas metana batubara, yang disinyalir menjadi satu alternatif lain untuk pasokan energi pengganti Gas Alam Cair (LNG).

CBM dalam dunia pertambangan didefinisikan sebagai gas metana yang terbentuk dari aktivitas mikrobial (biogenic) atau panas (thermogenic) selama terjadinya proses pembentukan batubara. Biasanya gas ini ditemukan terperangkap di dalam lapisan batu bara. Kumpulan gas yang terperangkap ini akan sangat berbahaya dalam proses penambangan, karena dapat menimbulkan terjadinya ledakan dan kebakaran pada tambang. Oleh karena itu adanya perkembangan teknologi untuk mengeksploitasi CBM sebagai sumber energi amat dihargai. Karena selain mengurangi resiko penambangan batubara, juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber energi baru. Di Indonesia sendiri, penelitian mengenai CBM telah dimulai sejak tujuh tahun silam. Dalam penelitian tersebut kemudian dihasilkan penemuan potensi CBM di 11 titik cekungan di pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Diantaranya berada di daerah Sumatera Tengah, Ombilin, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jatibarang, Tarakan Utara, Berau, Kutai, Barito, Pasir dan Asam-asam serta Sulawesi Tenggara. Dari kesebelas titik pemasok potensial CBM tersebut, ditemukan sejumlah 453 TCF (Trilion Cubic Feet - Triliun Kaki Kubik). Hal ini menurut Purnomo Yusgiantoro, selaku Menteri Pertambangan dan Energi merupakan hal yang menggembirakan. Mengingat cadangan gas konvensional yang kita miliki sampai saat ini hanya sekitar 195 TCF saja. Hingga sejauh ini belum dapat ditentukan, berapa kisaran biaya produksi CBM. Namun seperti diketahui pada awal operasi produksi, CBM memang akan membutuhkan biaya yang relatif besar. Hal ini dikarenakan karakteristik depositnya berbeda dengan deposit gas alam konvensional. Tapi umumnya puncak produksi CBM baru bisa dicapai setelah masa operasional dalam kurun waktu lima hingga tahun, sedangkan gas alam dari tambang konvensional puncak produksi bisa dicapai pada tahun pertama.

Pada tahap operasional selanjutnya diperkirakan, biaya produksi CBM lebih murah US $ 0,03 per juta kaki kubik dibanding biaya produksi gas alam. Disamping masalah teknis produksi, serta investasi penambangan CBM di Indonesia. Sekarang ini penambangan CBM masih terganjal kendala mengenai pengaturan kontrak cakupan wilayah eksplorasi. Ini dimaksudkan agar kawasan operasi tidak tumpang tindih dan saling merugikan dengan penambangan batubara. Namun sejauh ini para ahli Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral, BP Migas, dan Lemigas sama-sama berpendapat optimis, bahwa penambangan CBM bisa menjadi sumber energi alternatif yang cukup signifikan di masa mendatang. Bahkan diproyeksikan untuk masa 20-30 tahun yang akan datang, mengingat semakin langkanya penemuan baru penambangan BBM. Hingga baru-baru ini, sebagai bagian dari upaya pengeksplorasian CBM di Indonesia, sedang dilakukan pengeboran satu sumur di Sumatera Selatan, yang berada di sekitar Prabumulih. Yang kemudian oleh Kepala Litbang Departemen Energi, Wimpy S. Tjetjep memperlihatkan potensi yang lebih baik dari pada lapangan penghasil gas serupa milik Rusia. Ditargetkan dalam tahun ini juga akan kembali dilakukan pengeboran dua sumur serupa. Sebab untuk mengetahui adanya kepastian cadangan CBM, perlu dilakukan pengeboran di lima sumur yang lain. Sayangnya hingga sekarang, proses penelitian terhadap nilai potensial gas ini masih terhalang masalah pendanaan, yang tampaknya akan coba ditutupi melalui cara pencarian investor yang berminat.
Sumber : http://lout-de-chevalier.blogspot.com/2009/05/coal-bed-methane-jawaban-kebutuhan.html

Aplikasi Res-2D untuk survei minerba dan energi

Metoda Res-2D merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, baik untuk mengetahui distribusi vertikal ataupun lateral mineral dan batubara.

Biaya untuk survei ini akan lebih murah dibandingkan dengan pemboran yang memerlukan jumlah pemboran yang banyak. Metoda ini dilakukan dengan menginjeksikan arus ke dalam bumi melalui lektroda besi, Besar kuat arus dan beda potensial yang terjadi saat injeksi dicatat dan dapat ditentukan nilai rho. Nilai rho sangat dipengaruhi oleh sifat fisis batuan ataupun fluida dan gas yang berada di bawah permukaan bumi. Oleh karena itu nilai rhodapat digunakan untuk menafsirkan keberadaan batubara, mineral di bawah permukaan bumi, baik sebaran, tebal; dan pada akhirnya dapat digunakan untuk menghitung cadangannya. telah dilakukan beberapa survei Res 2D di beberapa lokasi tambang batubara, prospek CBM,

Model resistivity

Ini adalah contoh aplikasi Res2D untuk identifikasi sebaran batubara; masih banyak lagi contoh lain akan menyusul dilain kesempatan

Barambai Mengandung Gas Alam !

Barambai, Barito, Kalimantan Selatan, bersamaan dengan munculnya semburan gas, mungkin akan segera diketahui. Hal ini bisa dibaca di websitenya BPMIGAS.

Nah, jadi jangan terlalu takut dengan semburan. Ada kalanya semburan itu justru “hadiah” dari alam.

PEMERINTAH AKAN TAWARKAN POTENSI GAS BARAMBAI KE INVESTOR

JAKARTA – Pemerintah berencana menawarkan potensi gas Kampung Bali, Desa Kolam Kanan, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan, kepada investor. Potensi gas tersebut terdeteksi bersamaan dengan semburan lumpur dari sebuah lubang pemboran air tanah dengan kedalaman 138 meter pada 22 November lalu.

Dirjen Migas, Luluk Sumiyarso seperti dikutib Investor daily mengatakan, pihaknya tengah meneliti status potensi gas di wilayah itu. “Kalau itu masuk wilayah terbuka, investor bisa mengajukan joint study dan nanti akan kami tender. Investor tersebut memperoleh privilege,” kata Luluk.

Sementara itu, Kepala Badan Geologi DESDM Bambang Dwiyanto mengatakan, semburan lumpur dan gas dari lubang pemboran air tanah di Barito Kuala tidak berbahaya bagi kehidupan. Namun masyarakat diminta tidak beraktivitas di sekitar semburan gas. “Dari hasil analisa konsentrasi unsur gas yang keluar tidak berbahaya karena masih di bawah ambang batas yang membahayakan kesehatan,” tuturnya.

Bambang menambahkan, lubang semburan itu mengeluarkan gas yang bertekanan kuat dan mengeluarkan lumpur dalam jumlah kecil. Suhu lumpur yang keluar sekitar 26 derajat Celcius masih dalam kisaran normal.

Komposisi gas di atas lubang semburan, lanjut Bambang, terdiri atas gas metana 22,2-26,6%, karbondioksida 0,45-0,75 % dan nitrogen sekitar 80%. Gas metana dan karbondioksida kemungkinan berasal dari jebakan hidrokarbon di bawah permukaan.

Apakah ini tanda-tanda bagus ?

Ya tentusaja ini “pertanda” bagus, mungkin saja benar. Tetapi bukan berarti pasti ada gasnya. masih banyak yang harus diuji. Diuji kandungan serta komposisinya, diuji seberapa besar jumlahnya, diuji dengan test produksi, dan baru akhirnya diuji keeonomiannya.

Bisa saja itu gas methane dari jebakan gas, bisa jadi juga CBM (Coal Bed Methane) . Perlu penelitian lebih lanjut.

Penampang barat-timur

Nah sekarang aku gantian bertanya …. kalau ternyata nantinya yang di porong juga merupakan pertanda bagus, siapakah yang berhak memperoleh atau mengelolanya ?. Perlu diingat saat ini yang membeli tanah itu bukan dengan uang Pemerintah. Lah apa Lapindo lagi ? Bisa jadi, … tapi aku ngga akan kaget kalau nanti ada yang serta merta menggunakan teori konspirasi … waaak …
Jangan suudzon lah yaw

Penampang Barat-timut disederhanakan

FIELD PROCESSING OF CRUDE OIL

OILFIELD PROCESSING (CRUDE OIL)

Sebagaimana terlihat pada gambar di atas, fasa individu (gas, hidrokarbon, air, dan padatan) harus dipisahkan sesegera mungkin. Masing-masing aliran selanjutnya dapat diolah dengan tingkat kesulitan teknis yang lebih sedikit serta lebih ekonomis. Hasil lab dan tes di lapangan sebelum tahap konstruksi dapat mengidentifikasi seberapa banyak produksi minyak dan gas, serta meminimalkan masalah yang terjadi pada proses pengolahan, seperti pembentukan kerak, foaming, pembentukan emulsi, pengendapan wax, dan pembentukan gas hidrat.


Pemrosesan Gas

Pemrosesan gas dimulai dengan treating, jika diperlukan, untuk menyisihkan acid gas – hidrogen sulfida dan karbon dioksida. Kedua gas ini sangat korosif jika ada air. Hidrogen sulfida juga bersifat toksik. Peraturan lingkungan membatasi pelepasan hidrogen sulfida ke lingkungan dalam jumlah signifikan. Konversi ke bentuk elemen sulfur menjadi hal yang penting.

Gas sweetening umumnya menggunakan larutan kimia, sehingga proses sweetening mendahului proses dehidrasi. Proses dehidrasi bermaksud untuk mencegah pembentukan gas hidrat. Keberadaan gas hidrat dapat menyumbat peralatan proses dan pipa pada tekanan tinggi dan temperatur di atas 32oF (0oC).

Gas yang mengandung liquefiable hydrocarbons (etana, propana, dan senyawa yang lebih berat) dapat menghasilkan kondensat (NGL, natural gas liquid) pada proses kompresi atau pendinginan. Keberadaan kondensat dapat menyebabkan masalah pada perpipaan atau proses selanjutnya. Penyisihan kondensat biasanya dilakukan di field processing untuk mencapai spesifikasi dew-point gas dan agar lebih ekonomis. Selanjutnya kondensat distabilkan dengan menyisihkan komponen gas-gas terlarut.


Pemrosesan Crude Oil

Setelah penyisihan free water, crude oil biasanya masih mengandung emulsified water. Treating, sering juga disebut dehidrasi, diperlukan untuk mereduksi kandungan air hingga nilai yang diinginkan untuk pengangkutan atau dijual. Proses dehidrasi biasanya merupakan kombinasi dari 4 metode, yaitu waktu tinggal (residence time), penambahan bahan kimia, panas, dan listrik statis.

Hidrogen sulfida dalam crude oil dibatasi karena akan menyebabkan masalah dalam penanganan dan pengangkutan. Hidrogen sulfida mempunyai sifat toksik dan korosif.

Stabilisasi crude oil bertujuan untuk menurunkan tekanan uap hingga nilai yang memungkinkan crude oil aman untuk ditangani dan diangkut. Kontrol tekanan uap diperoleh dengan pemisahan bertahap (stage separation), reboiled distillation, atau kombinasi keduanya.






Pemrosesan Air

Air terproduksi merupakan limbah. Air terproduksi perlu diolah agar memenuhi kelayakan lingkungan.

Langkah pertama dalam pengolahan air adalah penyisihan minyak. Emulsi minyak-dalam-air cukup sulit dibersihkan karena ukuran partikelnya kecil. Padatan (suspended solid) juga biasanya berada dalam air terproduksi. Jenis peralatan untuk menyisihkan minyak dan padatan mencakup :

- Oil skimmer tank

- Coalescer plate

- Air flotation tank

- Hydrocyclone

- Unit filtrasi

Sebelum direinjeksi, air terproduksi biasanya difiltrasi, di-deaerasi jika diperlukan, dan diberi biocide. Tujuan utamanya adalah menghindari penyumbatan reservoir (reservoir plugging).

Air laut sering digunakan sebagai air injeksi untuk reservoir pressure maintenance karena keberlimpahannya. Air laut diberi biocide untuk membunuh mikroorganisme, kemudian difiltrasi. Oksigen terlarut disisihkan dengan bahan kimia, gas atau vacuum stripping, atau reaksi katalitik dengan hidrogen. Langkah ini bertujuan untuk mereduksi korosivitas dan mencegah pertumbuhan bakteri aerob di sumur bor. Selanjutnya air disterilisasi dengan radiasi ultraviolet atau injeksi biocide tambahan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya. Mikroorganisme dapat menyebabkan korosi, penyumbatan pipa dan batuan formasi reservoir, serta dapat menghasilkan H2S dalam formasi. Scale inhibitor juga ditambahkan ke dalam air sebelum diinjeksikan ke dalam formasi.


Penanganan Pasir

Pasir dan padatan lainnya berkumpul di lokasi di mana kecepatan dan turbulensi aliran fluida rendah, seperti di dasar tangki atau di coalescer plate. Pasir disisihkan dengan peralatan jetting nozzle, centrifugal cone desander, atau lainnya. Pada pasir melekat minyak atau emulsi sehingga diperlukan pembersihan sebelum pasir dibuang.

Sumber : Oilfield Processing, Volume Two : Crude Oil, Francis S. Manning and Richard E. Thompson, Pennwell Books, Oklahoma, 1995

Instalasi Rig

Pertama tentunya para investor yakni perusahaan pengeboran (Oil Drilling Company) akan melongok bola kristal alias meramal kemungkinan proyek pengeboran pada masa mendatang. Sebuah perkerjaan yang membutuhkan kerja mirip intel sebab selalu balapan karung dengan pihak kompetisi.

Lalu bila memang sudah ada lampu hijau, dibuat sebuah maket agar para awam dan orang kaya yang tidak mau dipusingkan dengan gambar teknik akan mudah untuk memvisualisasikannya.

Dan seperti tampak pada gambar di bawah ini adalah saat pengerjaan sebuah rig. Biasanya dibangun badan atau kotak besi untuk ruang akomodasi. Atau orang bilang “hull” kapal.

Kemudian meningkat pembuatan kolom-kolom rig yang separuhnya akan terendam kedalam laut namun tidak sampai menyentuh dasar laut (melayang) sehingga dari sini datang nama “semi submersible

Untuk perbandingan antara sedang Rig Pengeboran (kiri) yang sedang dibangun dan yang sudah siap tempur (kanan).

Kapal pengeboran jenis ini adalah kelas “Jumbo Jet” dalam dunia aviasi. Sewanya mahal sehingga hanya perusahaan bonafid yang mampu memanfaatkannya.

Kisah penemuan rig jenis ini sangat sederhana, pernah saya ceritakan sebelumnya. Mereka membuat miniatur, lalu diapungkan disebuah kolam renang tetangga karena mereka belum setenar sekarang. Bahkan karyanya diejek, disingkirkan karena terlalu berbahaya. Penemunya harus kesana kemari mencari dana untuk mewujudkan cita-citanya. Sekarang semuanya berubah drastis. Dunia masih bisa bersinar karena kapal pengeboran mampu menjelajah ketengah laut sementara orang lain masih tidak memikirkannya.